Monday 6 December 2010

Perjalanan Abadi

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari sahabat Nabi, Abu Hurairah Ra. Bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Tiada bergerak telapak kaki seorang hamba di Hari Kiamat nanti, sehingga ditanya padanya tentang 4 perkara
;;
1. Tentang umurnya, untuk apa dihabiskan!
Apakah umur itu sebenarnya ::
1. Nilai umur sama dengan menerima nikmat tiada henti, atau berhutang kepada Allah tiap detik
Satu tahun bagi orang yang beriman dan mengenal akan pentingnya waktu, tentu tidak sedikit hal yang akan dibicarakan, bahkan mungkin saja bisa timbul berjuta – juta masalah. Kalau akan dihitung menurut hari, maka satu tahun itu sama dengan 365 hari atau kalau dihitung menurut jam sama dengan 8.760 jam atau kalau dalam perhitungan menit sama dengan 525.600 menit atau kalau dihitung menurut detik sama dengan 31.536.000 detik. Berapakah anggaran hidup dalam setahun jika semua nikmat itu harus dibayar dengan rupiah? Pasti tidak akan ditemukan orang kaya di dunia ini, sebab semua hasil usaha, semua harta kekayaan, semua gaji, tunjangan jabatan dan semua hasil jerih payahnya hanya untuk membayar nikmat Allah.
Sungguh setiap saat kita berhutang kepada Allah SwT,setiap detik kita menerima nikmat yang tiada terhingga. Kalau kita tangguhkan lagi untuk bersyukur, sungguh kita adalah manusia yang tak mengenak budi, tak mengenal jasa. Kadang – kadang tabiat kita malah terbalik, kalau kita bertemu orang yang pernah berjasa seratus ribu saja, rasanya habis – habisan terima kasih yang kita ucapkan. Tspi terhadap jasa Allah Swt. Yang tak terhitung jumlahnya itu, kita amat kikir untuk sekedar mengucapkan “Alhamdulillah”.l.

2. Nilai umur sama dengan permainan dan sandiwara
Wahai saudaraku…. Engkau hanya bersandiwara. Engkau Cuma bermain. Kalau kau tidak pandai bersandiwara, maka engkau akan dipermainkan oleh sandiwaramu sendiri. Kau mengejar kebahagiaan, kau telusuri liku – liku hidup yang tajam. Kau mengembara terlalu jauh, padahal yang kau cari ada didekatmu. Paling dekat dari yang terdekat denganmu.
Di”situ” didalam “hatimu” tempat kebahagiaan itu, tapi kau tidak fungsikan dia. Kau tidak pedulikan peringatan Allah Swt, kau lebih percaya bisikan nafsumu. Kau racuni hatimu dengan kebendaan, kau sakiti jiwamu dengan bermacam – macam keinginan.
Andaikata engkau mengetahui sabar dan bersyukur, kalau engkau juga memahami tawakal dan meyakini kekuasaan Allah, maka engkau akan merasakan kebahagiaan.
Sayang engkau tidak perdulikan itu semua. Engkau mengejar keinginanmu tiada henti. Kau menyangka dibalik keinginan itu terdapat kebahagiaan, padahal justru mengejar keinginan itu sendiri adalah penderitaan yang tidak pernah berakhir. Karena nafsu itu tidak pernah mengenal puas walaupun diberi bumi. Silakan mencari keinginan, tapi jangan kau lupa diri. Silahkan mencari kepentingan hidup tapi jangan kau lupa akan mati.



3. Nilai umur sama dengan menambah kebaikan, atau memperbanyak kesalahan
Kalau orang memahami pentingnya waktu, sesungguhnya dalam banyak kesempatan kita bisa beramal. Contohnya,, Andaikan orang yang dapat mengucapkan “Alhamdulillah” pahalanya 30 kebaikan dalam sehari seratus kali, maka dalam setahun dia telah mengantongi pahala sebanyak 1.095.000 pahala.
Sebaliknya jika setiap hari dia melakukan sepuluh dosa, walaupun itu dosa kecil maka dalam setahun dia akan meghasilkan sebanyak 3.650 dosa. Kalau itu ditambah lagi dengan dosa meninggalkan shalat yang jumlahnya setahun sama dengan 1.835 waktu, maka sudah barang tentu semua itu bukan lagi dianggap kecil.
Ada orang yang dicampakkan ke dalam jahannam akibat dosa kecil yang dianggap remeh, dan ada pula orang yang dimasukkan ke dalam syurga karena sering melakukan amal yang kecil tapi secara rutin dan terus menerus.

4. Nilai umur pada hakekatnya hanyalah menunggu
Wahai saudaraku yang berakal… Kemana lagi kau akan pergi. KAu berusaha mengejar kesenangan, padahal kau justru melarikan diri dari kesenangan. Kau berjuang mencari kebahagiaan. Kau tertipu mengejar segalanya, dan yang menipumu adalah dirimu sendiri.
Hati – hatilah terhadap keinginanmu, sebab dibalik keinginan itu, sesungguhnya terdapat kemelaratan. Hati2 terhadap kesenangan, sebab dibalik kesenangan itu terdapat kesengsaraan.
Hati2 terhadap kebahagiaan dunia, karena dibalik itu ada penderitaan akhirat.
Hidupmu bukan milikmu. Nafsumu hanya pinjaman. Kau tidak mengetahui, pada tarikan keberapakah nafasmu akan berhenti untuk selamanya.
Wahai saudaraku yang tidak ingin menderita abadi.. Engkau datang ke dunia ini hanya untuk mencari bekal. Jangan engkau terlena.. Manfaatkanlah setiap peluang untuk menebus dosa yang telah engakau lakukan, untuk mengisi amal kebajikan untuk mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya.