Monday 24 February 2014

Terbangkan aku ke Pulau Seribu Masjid

Pagi itu tepatnya jam 1am gue tiba di Loewy, berkumpul bersama team work untuk outing ke Lombok. yaaa itu bertepatan dengan 16 Februari, di pintu Gate A6 terminal 1 Soetta, Lion Air boeing 777 siap menerbangkan gue dan kawan yang lainnya. Meski sempat delay satu jam, tepat 6am sudah take off cantik dari soetta. 

Alhamdulillah, tiba di Lombok International Airport sekitar jam 9am dengan selamat, Thanks A Lot bapak Pilot Baharuddin.

Welcome to Lombok dear.... 



Dijemput oeh pihak travel agent menuju hotel. Diperjalanan menuju hotel, kami disuguhi pemandangan pulau yang sering disebut Pulau Seribu Masjid ini dengan deretan masjid dan pemukiman yang masih alami serta jalanan yang mirip Bali sempit-sempit gitu. Sebelumnya kita mampir ke  Lombok Pearls Collection. Itu semacam toko mutiara asli Lombok. Lumayan mehong cyyynnn tapi bagusnya tempat ini kalau mutiara yang kalianbeli itu asli dan bersertifikat. Karena ala backpacker saya masih tersimpan di mindsett gue, so gue gak beli. Hehehehe, eehhh backpacker itu bukan gak punya duit ya, tapi "belum ada" duit tepatnya hehehehe.

Disela-sela perjalanan ada tugu atau monumen Masjid yang merupakan simbol dari Lombok, makanya dinamakan Pulau Seribu Masjid. Masyaa Allah, takjub sekali mendengar cerita kebudayaan dan sejarah pulau ini yang diceritkana langsung oleh tour guide di bus yang gue tumpangi. 

Monumen Masjid, yang merupakan simbol dari Pulau Lombok yaitu Pulau Seribu Masjid

Yups,, after from Lombok pearls collection, kita singgah sebentar untuk Lunch di daerah Mataram tepatnya di Restaurant Taliwang Kebon Radja. Menikmati makan siang khas Lombok yang hmm,,, lumayan menggoyang lidah dengan tiga puluh dua gigitan hehehhee. Setelah makan siang dan sholat, kita lanjut perjalanan ke Hotelllll.....

Taraaangggg,,,,,, sampai juga di The Santosa Villas & Resort yang dekat sekali dengan Pantai Senggigi. Kesan pertama masuk ke hotel ini berasa hawa Bali kok yah? Loh? Hehehe, lanjut. Seharusnya jadwal check in itu jam 2pm ehhhh sedikit ngaret sampai jam 4pm baru tiba di kasur. No polem, namanya juga numpang yah, dikasih syukur gak dikasih ya ngarep hihihihihi. 

Sore tiba, menyantap coffee break yang telah disediakan pihak hotel. Tapi gue malah berlari menuju belakang hotel and did you know??? SENGGIGI BEACH tepat sekali dibelakang hotel ini. Coffee break dan kue-kue lezat pun terlupakan begitu saja ketika gue melihat santapan pantai sore saat itu. Alih alih handphone baru berkamera pun lansung jadi peneman senja saat itu. Tahu kan apa yang gue lakukan saat itu, yupsss Right (ala Iphho) gue nunggu sunset pertama gue di Senggigi Beach. 

menit demi menit, detik demi detik, takeeeeeee yeeaaah i got it... Masyaa Allah sekali alam ini, beribu kata membisu dan membius raga ini menikmati sunset di Senggigi kala itu. Lagi dan lagi, alam memberiku banyak ilmu bersyukur. Mata ini haru sekali ketika mengetahui itulah sunset pertamaku di Lombok dan keberuntunganku mendapatkan sunsetnya dikarenakan hari kedua itu matahari ngumpet dibalik awan hehehhe jadi gak sempet nemu sunset dihari kedua.







Adzan maghrib pun bergema dengan syahdu mengiringku untuk melaksanakan panggilan dariNya dengan segera. Balik ke hotel dan bebenah prepare untuk diner malam itu. 

Setelah mandi,,, eeeiihh malah pada rontok badan ini. Gak hanya gue, Mba Ully pun tumbang karena telat makan. Akhirnya kita berdua sepakat untuk tidak mengikut diner diluar dengan team yang lain. Mba Diana yang sekamar sama gue dan Mba Ully pun gak ikut diner dengan team. Malah dia dijemput sama kakaknya yang juga tinggal di Mataram. Sambil menunggu take away makan malam yang dititipin ama salah satu team kita, tidur dibalik selimut sambil nonton tv pun jadi salah satu alternatif gue mensiasati rasa bosan.

Take away-an gue tiba agak sedikit malam, tapi hajar lahhh perut itu gak bisa kompromi ketika melihat udang dan kawan-kawannya yang mau mampir ke lidah gue... Ouhhh kenyang alhamdulillah ^^

Tidur dengan nyenyak dan prepare buat hari kedua dengan agenda "SNORKLING" di trio Gili.

-Day 2-

Banguuuunnnnn subuhhhhhhhh,,,,,, 
Dingin brrr, tapi harus tetep wudhu. Alhamdulillah cerah ^^ alamat baik untuk menyelam, hal yang kunanti-nantikan. Breakfast di hotel dan prepare bawaan seperti baju ganti dan berbagai macam teman-temannya. Disela-sela perjalanan menuju trio Gili, lagi-lagi tour guide-nya ngasih kisi-kisi mengenai pulau ini. Sebentar kita saksikan pemandangan laut dari Malimbu 1, belum puas juga kita berfoto di Malimbu 2. Bedanya dari Malimbu 1 adalah, di Malimbu 2 ini terlihat jelas trio Gili yang kita tuju hari itu. 

 


Lanjut kita ke private dermaga boat yang akan mengantarkan kita ke trio Gili. Laut yang exotis meleburkan kerinduanku pada sesosok pria yang sudah berada di surga (aamiin). My Father, my lovely man. Itulah mengapa saya suka sekali dengan pantai, laut hingga fauna dan flora laut. 

Tiba pertama kali di Gili Trawangan.
Hal pertama yang ku lakukan dengan Mba Diana dan Mba Ully adalah menjelajahi pelosok Gili Trawangan dengan Cidomo atau biasa di Jakarta itu disebut Delman. Seharga 125k kita mengelilingi Pulau Gili Trawangan dengan durasi 45 menit. Sepanjang perjalanan si abang Cidomonya cerita juga tentang pulau gili yang lumayan luas dan berbukit itu. Bayangkan saja, di pulau itu tidak ada mobil atau motor sama sekali. Yang ada itu yaa Cidomo, sepeda, dan gerobak. Bagi mereka yang membangun hotel dan resort di pulau itu pun bahan materialnya diangkut dengan gerobak. Gak boleh memakai kendaraan bermesin loh. Kita melewati sebuah resort dimana pemiliknya itu yang punya JW Marriot. Glegggg gue bertiga tatap-tatapan sambil berkata "Gileeeee cinggg, tajir niaaan orang yang bangun resort disini". Karena harga material dan biaya angkut disitu itu empat kali lipatnya di perkotaan. Oh My God, kapan yaaaa dapet duit buat bangun resort disitu. Kebanyakan sih Bule (wisatawan asing) yang singgah disitu. Tak jarang pula Bule'poten (wisatawan domestik) singgah di pulau ini. 


Tak terasa kita sudah hampir tiba ditempat pertama kita naik cidomo, eitsssssss kudanya nyusrukkk ke depan cidomo yang ada di depan kita. Hampir saja cidomo dibelakang gue nyium gueee. Pengalaman nyusruk bareng cidomo menjadi coretan perjalanan kita di Gili Trawangan. Puas? Yeaaayyy puassss sekali.

Lanjut lagi perjalanan ke Pulau kedua, Gili Meno. Dann yaaaaakkkkk cbuuurrrrr. Seperangkat alat snorkling lengkap sudah gue pakai dan nyelem deh. Wuihhhhh lagi-lagi gue di takjubkan dengan lukisan nyata dari alam. Masyaa Allah, ini sungguhan kah, ikan, terumbu karang, hingga si jelly ubur-ubur pun menjadi temanku saat itu. Entah apa yang membuatku cinta sekali dengan laut dan sekitarnya, gue nyaman didalam laut juga. Berangan-angan seketika gue jadi putri duyung hahahhaha... (forget it).







Belum puas snorkling, kita pindah daerah dikarenakan disitu ada sebuah pecahan pipa dan ada pakunya. Sangat berbahaya bagi yang tiba-tiba nyelem kena paku. Masih diseputar Gili Meno yang gak punya dermaga khususnya dikarenakan pulau ini sering sekali pasang dan cetek untuk berlabuhnya para boat. 

Yaaakkk byurrrr, kdeua kalinya nyelem lagi dan kali ini tema-nya adalah berburu kura-kura laut. Beruntung sekali Mba Diana mendapatkannya. Gue enggak dikarenakan pas mau nyebur lagi itu gue lagi foto di atas boat yang seakan-akan itu boat milik gue hahahhaha.


Dan ceburan gue yang ketiga adalah dengan melepas pelampung serta perangkat snorkling kecuali kaca mata molo. Byurrrrr......... Menyelam agak dalam tapi sedikit takut karena takut kehabisan nafas. Hehehehe, tapi seru karena pertama kalinya gue nyelem ketemu ama terumbu karang yang bagus, tapi langsung ke atas lagi buat narik nafas saking gak kuatnya.



Perjalanan gak hanya sampai disitu saja, lanjut kembali ke pulau yang terakhir. Gili Air, sambil Lunch dan istirahat.
  


Lunch disebuah pulau kecil dan indah itu menjadi perjalanan terakhir dari trio Gili yang kami singgahi. Tak akan terlupakan momentumnya.

Balik ke dermaga awal, dan balik ke resort dengan muka bantal kangen kasur hehehehe..... Puassss

Sampai di Hotel, kita pindah kamar dikarenakan kamar pertama yang kita tumpangi itu sedikit trouble. Bergegas mandi bilas dan tak lupa sholat tentunya. Jam makan malam pun tiba, turun dari kamar dan bertemu kolam renang yang membiru. Serta penampakan sempurna table maner-nya. Jadi serasa romantis dengan nuansa gold. Sambil diner dan menyaksikan film pendek tentang perjalanan Loewy tahun kemarin.


Sudah kenyang dan merasa bosan, Mba Diana dan Mba Ully ngajak ke depan hotel buat cari oleh-oleh. Dan yang ngikut gak cuman gue, tapi ada tim akunting kantor hehehhe. Tasbih mutiara di borong Mba Ully, kaos diborong juga. Apalagi tuh, entahlah hobi wanita memang shopping yo. Tapi gak buat gue, gue cuman beliin mama gelang ajah. Yang penting ada khas pulau ini yang gue kasih ke mama.

Malam pun makin menggelapkan perjalanan menuju kamar hotel. Dengan paha dan kaki yang pincang akibat nyelem lepas pelampung tanpa pemanasan, alhasil pijat memijat yang gue lakukan di kamar hotel sambil nonton film ditemani suguhan cemilan ala anak kost.

-Day 3-

Tak terasa, ini hari terakhir di pulau Lombok. Tapi puas terbayarkan dengan apa yang alam kasih ke gue saat itu. Dan berkemas, sarapan, hingga menanti bus datang untuk membawa kami menuju destinasi selanjutnya. 

Mampir sebentar di tempat tenun khas Lombok, desa Sukarare. Tak lama langsung ke tempat oleh-oleh makanan dan baju khas lombok. Dan terakhir langsung menuju pantai Kute. Kalau dibali ada Kuta, kalau di Lombok itu Kute. Bulir pasir di Kute ini bulet-bulet loh. Kelihatan kayak mutiara pasir. Karang-karang yang jadi top background-nya anak-anak Loewy pada berfoto ria. 






Last destination itu kembali ke airport, sebelumnya singgah diner di dekat pantai kute untuk ngisi bensin atas cacing perut yang sudah mulai ngedance. Tiba di airport dengan sedih, sepertinya kurang sekali yaaaa. Ada beberapa destinasi yang terlewati, dari pantai pink, taman Narmada, dan banyaaaakk lainnya. 

Masuk ke gate, dan menanti si singa udara membawa team Loewy balik ke Jakarta. Kembali mendapat informasi -delay- yang gak nanggung-nanggung TIGA jam delay. Woahahaha, sudah tak asing lah, tapi maklum jua lah. Cuaca di atas pesawat malam itu sangat tak bersahabat. Lampu untuk mengenakan seftbelt pun terus menyala sampai tiba di Jakarta. Tapi beruntung, take off dan landing pergi dan pulang itu sangat sempurna. Sayang gue lupa nama pilot yang gue tumpangin pesawatnya saat pulang. 

Entah kenapa tiap perjalanan gue menaiki pesawat, yang gue perhatikan dan gue hafalin adalah Nama PILOT. Sebagai bahan referensi kalau ada apa-apa dan untuk ucapan terima kasih kepada beliau yang telah menerbangkan kami dengan baik ^^

Thank you Loewy, yang telah memberikanku kesempatan kesekian kalinya menginjakkan kaki di Nusa Tenggara Barat. Thank you Lion Air yang telah menerbangkan kami Loewy Team dengan baik walau delay tapi alhamdulillah selamat pergi dan pulang. Thank you 7Ocean Team yang telah menjadi tour guide kami dari Jakarta-Lombok-Jakarta. 

Thanks for Allah, udah ngasih kesempatan buat kunjungan bawah laut dan lukisan alam yang sangat indah luar biasa. 


-The End-