Friday 19 November 2010

Marah yang Sehat

     Setiap orang pasti pernah marah, karena marah adalah manusiawi. Marah terkadang menimbulkan situasi yang serba salah. Jika kita melampiaskan amarah, kita bias terserang penyakit, begitu juga jika kita tahan amarah, penyakit lain juga akan mengancam. Banyak macam orang mengungkapkan kemarahannya, bias dengan meledak – ledak, bias juga hanya diam saja. Mengapa orang mudah marah mudah terkena penyakit? Di dalam darah orang marah terkandung banyak hormon adrenalin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal ini akan dilepaskan ke dalam darah ketika ada rangsangan emosi. Akibatnya, yaitu denyut jantung akan bertambah cepat dan tekanan darah meninggi, keadaan ini yang mengakibatkan penyakit mudah datang.
     Menurut Mark Gorkin, seorang konsultan pencegah stress dan kekerasan untuk US Postal Service, layanan pos di Amerika Serikat, membagi marah dalam empat macam yaitu, Purposeful  (marah yang disengaja), Spontan (marah yang dilakukan secara tiba – tiba), Konskruktif (marah yang disertai ancaman terhadap orang lain), dan Destruktif (marah yang ditumpahkan tanpa rasa bersalah). Namun, problem yang sebenarnya bukan pada amarahnya, tetapi terletak pada bagaimana kita mengolah amarah tersebut.
    Sebuah penelitian yang dilakukan Institute For Mental Health Initiaves mengungkapkan bahwa marah bias berarti sehat, bahkan lebih sehat dari pada memendam perasaan jengkel. Syaratnya adalah, pengelolaan secara sehat. Ada empat langkah nyata untuk mengelola amarah ::
è       --> Mengidentifikasi kesalahan sikap dan pendirian yang mempengaruhi kita untuk marah secara berlebihan. Begitu kesalahan ini diperbaiki, kita bakal lebih mudah mengendalikan marah.
è      --> Mengidentifikasi factor – factor dari masa kecil kita yang menghambat kemampuan kita mengekspresikan amarah. Faktor – factor ini termasuk ketakutan, penolakkan dan ketidaktahuan.
è     ---->    Mempelajari cara tepat untuk mengekspresikan kemarahan sehingga kita tetap dapat menguasai situasi yang menimbulkan kemarahan  itu, bahkan secara lebih efektif.
è      --> Menutup luka – luka yang mungkin tertinggal oleh pengaruh emosional dari kemarahan yang menghancurkan.
      Disamping empat cara untuk mengelola amarah di atas, ada empat hal yang tidak boleh dilakukan untuk merespon perasaan marah, yaitu ::
è     --->  Pengelakkan : Mengingkari bahwa kita marah. Mengingkari marah akan menambah stress dan akan menggiring kea rah penyakit yang berhubungan dengan stress.
è    ----> Pemendaman : Memendam marah meskipun kita tahu bahwa kita sedang marah. Ini bukan mengurung amarah, tetapi menunda ekspresinya.
è    ----> Pengalihan : Menumpahkan amarah pada sesuatu yang tidak berhubungan dengan sasaran amarah kita.
è    ----> Pengekspresian tidak langsung : Marah karena alas an tertentu, tetapi menumpahkan kemarahan pada sesuatu yang lain.
       Marah adalah manusiawi. Meskipun berbahaya bagi kesehatan kita, tetapi sebenarnya marah masih bisa dikelola, dan jika kita bisa mengelola amarah itu dengan benar, maka amarah tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan.