Tuesday, 16 December 2014

#Biru

Setiap ku pandang langit dipagi hari, 
Ku pastikan ia berwarna biru,
Menggradasikan warna biru angkasa ditiap fajar menjelang.....

Setiap ku nikmati pantai,
Ku pastikan ia berwarna biru,
Menggradasikan warna biru air asin ditiap hembusan angin
yang membedakan takaran kedalaman dari tiap warna biru itu sendiri....

Entah, rasa bahagia apa yang datang menyelimuti batinku
Ditiap ku pandang langit dan ku nikmati laut kala itu....
Mereka berdua punya nilai tersendiri di jiwa ini....

Lalu? 

Tiba-tiba angin berhembus kencang, 
Yang mengharuskan awan kumulus menutupi indahnya biru langit kala itu....
Ombak berdesir dengan keras,
Yang mengharuskan kapal terkaram didangkalnya laut...

Banyak sekali lalu lalang angin yang berdatangan
Dikala aku hanya ingin langit tetap membiru dengan rona cintanya yang polos
Ketika terhempas ombak, yang ku rasakan hanyalah sakit terkikis karang dan pasir

Ramai kurasa, langit sedang didatangi altokumulus serta kawan lainnya
Menumpuk menjadi suatu bentuk yang unik
Dia menghiraukan aku hingga berjam-jam
Dia asik bercengkrama dengan sirokumulus, sirrus dan kumulonimbus yang berbeda bentuk juga

Ombak kembali berdesir keras,
Menghempaskan aku hingga ujung pulau, 
Yang ku tatap hanya biru laut dengan nyanyian ombak
serta gelutan ikan yang berwarna warni
yang sengaja menghiburku dengan karya mereka
menghiburku yang sendiri, menepi dan menekan perih

Senja mulai menampakkan wajahnya,
kilau lembayung mengharuskanku berpisah dengan langit biru
yang kunanti berjam-jam untuk kembali bersamaku

Ku pergi dengan langkah kecewa,
ku pergi dengan merindu birunya dia saat fajar kala itu....
mengharap kau datang dengan menghiraukan angin serta awan
untuk menetap bersinar bersih dengan gradasi biru yang ku suka
mengharap kau datang bersama bintang angkasa
untuk mengangkatku agar ku bisa menetap bersamamu
tanpa ku tatap dari jauh,
agar ku bisa menikmati laut dari atas bersamamu

Tiba disaat lamunanku hilang,
Ku pandang kembali dari ujung pulau itu
Kau tak nampak kembali, justru nimbostratus yang kutemui kala itu
menurunkan titik titik air kecil, 
Ternyata kau tak kembali lagi, 
Semakin deras rintikan dari awanmu itu,
Mewakili apa yang kurasa saat itu....

Kapan kau kembali, untukku??

Related Posts:

  • Puisi Sang Putra ( Zainal Nur Rizky ) Pada pengajian di rumah Wiranto tadi malam, Rabu 29 Mei 2013, Wiranto pun membacakan puisi-puisi karya almarhum putranya itu. Berikut puisi-puisi almarhum Zainal: Zainal Nur Rizky (Putra ketiga Wiranto) Bukankah dunia… Read More
  • "Setelah Dimiliki, Tak Lagi Indah" Kali ini saya akn posting bait puisi, tentunya dari sahabat terbaik saya....  Yang tinggal di gunung, merindukan pantai. Yang tinggal di pantai, merindukan gunung. Di musim kemarau merindukan musim hujan. … Read More
  • Aku Wanita BiasaHai.... Aku ukir tinta ini menjadi lisan merdu Penyampai pesan untukmu yang sampai saat ini tidak aku ketahui keberadaannya.... Hai.... Aku hanya wanita biasa yang mempunyai seratus impian yang tercatat dalam sebuah buku dia… Read More
  • Acak DuniaKamu, berani sekali kamu datang dihadapanku Berupaya membongkar memori  Menghilangkan rasa benci yang ada dan hadir setiap harinya. Kamu, berani sekali kamu berkata ucap manis Menyuguhkanku dengan hal yang indah … Read More
  • Sepasang Dua MerpatiKemarau,,,, Menghembuskan angin kencang dan berdebu Menuai kabut asap  Sehingga jarak itu tak terlihat.... Cemara yang bergelayutan dihijau daunnya.. Batang mahoni yang terus menerus mengeras... Aku hanya terli… Read More